SEJARAH PERADABAN ISLAM
DINASTI AYYUBIYAH
DOSEN
PEMBIMBING :
Nama Kelompok :
v M.SYARIYANSAH (14340036)
v M.AYEBCIK (14340034)
v AKHMAD WAHYU ARDIYANSAH (14340015)
v EDI TRIONO (14340017)
AQIDAH FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Dartar Isi .................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................
1.4 Pembatasan Masalah ..............................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah berdirinya
Dinasti Ayyubiyah ..............................................
2.1.1 Pendiri Dinasti Ayyubiyah ........................................................
2.1.2 Nama-nama
Kepala Negara Ayyubiyah ....................................
2.2 Perjuangan Shalahuddin
Menjadi Sultan ..........................................
2.2.1 Priode pertama berjuang di
Mesir ................................................
2.2.2 Priode kedua menghadapi Syira ..................................................
2.2.3 Priode ketiga berjuang di Palestina
.............................................
2.3 Perkembangan
kebudayaan Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah .
2.3.1 Bidang Arsitektur dan Pendidikan .............................................
2.3.2 Bidang Filsafat dan Keilmuan .....................................................
2.3.3 Bidang perdagangan ....................................................................
2.3.4 Bidang Militer .............................................................................
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
............................................................................................
3.2 Saran
......................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
Perkembangan
Islam Pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Beralihnya tampuk kekuasaan dari dinasti Fathimiyyah
ke tangan dinasti Ayyubiyyah mengakhiri berkembang luasnya paham syi’ah di
Mesir. Shalahuddin membawa pembaharuan bagi mesir dan merupakan angin segar
bagi para penganut Ahli Sunnah wal Jama’ah.
Perkembangan Dinasti Ayyubiyyah tidak terlepas dari
peran besar Shalahudin sendiri. Shalahudin
mempunyai dua tugas utama sebagai khalifah Ayyubiyyah. Pertama, sebagai seorang
negarawan yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah. Kedua, sebagai panglima
perang salib yang telah berhasil mengalahkan tentara salib.
Untuk tugas pertama, beliau telah
banyak mengadakan pembangunan, membangun administrasi negara, ekonomi, perdagangan,
memajukan ilmu pengetahuan, membangun madrasah dan sekolah, mengembangkan dalam
bidang kegamaan mazhab Ahli Sunnah wal Jama’ah. Dan untuk tugas kedua beliau telah membangun persatuan
bangsa Arab di bawah naungan Abbasiyah di Baghdad untuk menghadapi agresi
tentara salib, membangun benteng pertahanan militer yang terkenal dengan benteng Solahudin.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
sejarah berdirinya dinasti Al-Ayyubiyah?
2. Apa saja perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah?
3. Siapa saja tokoh ilmuwan muslim
dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa dinasti Al Ayyubiyah?
4. Apakah ibrah perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah untuk masa kini dan
yang akan datang?
5. Seperti apakah caranya meneladani
sikap keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi?
BAB II
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA DINASTI AL AYYUBIYAH
A. Sejarah Berdirinya Dinasti
Al-Ayyubiyah
Pendiri Dinasti Ayyubiyah (567
– 648 H / 1171 – 1250 M) adalah Shalahudin
Yusuf al-Ayyubi putra dari Najamuddin bin Ayyub lahir di Takriet 532 H/1137 M
meninggal 589 H/ 1193 M dimasyurkan oleh bangsa Eropa dengan nama Saladin
pahlawan perang salib dari keluarga Ayyubiyah suku kurdi. Dinasti ini berdiri di atas sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di Mesir yang bercorak Syi’i dan ia ingin mengembalikannya ke
faham sunni-Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Pada masa Nuruddin
Zanki (gubernur Suriah dari bani Abbasiyah), Shalahuddin diangkat sebagai
panglim tentara di Balbek, kehidupannya penuh dengan perjuangan dan peperangan
karena ditugaskan untuk menghadapi tentara salib dalam merebut kembali Baitul
Maqdis (kota Yerussalem) yang sudah dikuasai selama 92 tahun (perhitungan tahun
hijriyah) atau selama 88 tahun (perhitungan tahun masehi) oleh tentara salib.
Di saat Mesir mengalami krisis di segala bidang maka
orang-orang Nasrani memproklamirkan perang Salib melawan Islam, yang mana Mesir
adalah salah satu Negara Islam yang diintai oleh Tentara Salib. Shalahudin
al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam tidak menghendaki Mesir jatuh ke
tangan tentara Salib, maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan serangan ke
Mesir untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas
tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib. Menyadari
kelemahannya Dinasti Fatimiyah tidak banyak memberikan perlawanan, mereka lebih
rela kekuasaannya diserahkan kepada Shalahudin dari pada diperbudak tentara
salib yang kafir. Maka sejak saat itu selesailah kekuasaan Dinasti Fatimiyah di
Mesir, berpindah tangan ke Shalahudin al-Ayyubi. Shalahuddin al Ayyubi yang
telah menguasai Halb dan Maushil, menjadikan pasukan salib terkepung di Baitul
Maqdis oleh pasukan Shalahuddin al Ayyubi. Di utara oleh pasukan Shalahuddin al
Ayyubi di Suriah, dari selatan oleh pasukan di
Mesir, dan dari timur pasukan di Yordania. Jadi berdirilah negara
Ayyubiyah dengan kepala pemerintahan Shalahuddin al Ayyubi yang wilayahnya
mencakup Mesir, Suriah, sebagian wilayah Irak dan Yaman.
.
B. Perkembangan Kebudayaan/Peradaban
Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah
Shalahudin panglima perang Muslim yang berhasil
merebut Kota Yerusalem pada Perang Salib itu tak hanya dikenal di dunia Islam,
tetapi juga peradaban Barat. Sosoknya begitu mempesona. Ia adalah pemimpin yang
dihormati kawan dan dikagumi lawan. Di era keemasannya, dinasti ini menguasai
wilayah Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Masa dinasti ini pula perkembangan wakaf
sangat menggembirakan, wakaf
tidak hanya terbatas pada benda tidak bergerak, tapi juga benda bergerak
semisal wakaf tunai. Tahun 1178 M/572 H, dalam rangka menyejahterakan ulama dan
kepentingan misi mazhab
Sunni, Salahuddin Al-Ayyubi menetapkan kebijakan bahwa orang Kristen yang
datang dari Iskandar untuk berdagang wajib membayar bea cukai. Tidak ada
penjelasan, orang Kristen yang datang dari Iskandar itu membayar bea cukai
dalam bentuk barang atau uang, namun lazimnya bea cukai dibayar dengan menggunakan
uang. Uang hasil pembayaran bea cukai itu dikumpulkan dan diwakafkan kepada
para fuqaha’ dan para keturunannya.
Sebagaimana dinasti-dinasti sebelumnya, Dinasti
Ayyubiyah pun mencapai kemajuan yang gemilang dan mempunyai beberapa
peninggalan bersejarah. Kemajuan-kemajuan itu mencakup berbagai bidang,
diantaranya adalah :
1. Bidang Arsitektur dan Pendidikan
Penguasa Ayyubiyah telah
berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan. Ini ditandai dengan
dibangunnya Madrasah al–Shauhiyyah tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat
madzhab hukum dalam sebuah lembaga Madrasah. Dibangunnya Dar al Hadist
al-Kamillah juga dibangun (1222 M) untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang
secara umum terdapat diberbagai madzhab hukum sunni. Sedangkan dalam bidang
arsitek dapat dilihat pada monumen Bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang
mirip gereja, serta istana-istana yang dibangun menyerupai gereja. Shalahuddin
juga membangun benteng setelah menyadari bahwa ancaman pasukan salib akan terus
menghantui, maka tugas utama dia adalah mengamankan Kairo dan sekitarnya
(Fustat). Penasihat militernya saat itu mengatakan bahwa Kairo dan Fustat
masing-masing membutuhkan benteng pertahanan, tapi Shalahuddin memiliki ide
brilian, bahwa dia akan membangun benteng strategis yang melindungi secara
total kotanya. Selanjutnya, dia memerintahkan untuk membangun benteng kokoh dan
besar diatas bukit Muqattam yang melindungi dua kota sekaligus Kairo dan
Fustat.
Proyek besar Citadel
dimulai pada 1176 M dibawah Amir Bahauddin Qaraqush. Shalahuddin juga membangun
dinding yang memagari Kairo sebagai kota residen bani Fatimiyyah, sekaligus
juga memagari benteng kebesarannya serta Qata’i-al Fustat yang saat itu
merupakan pusat ekonomi Kairo terbesar. Selain itu, juga berdiri masjid agung di Sulaiman yang dimulai pembangunannya sejak dinasti
Umayyah pada 717 M, masjid agung Aleppo hingga kini masih menjadi salah satu
karya besar arsitektur di dunia muslim. Di masjid agung Aleppo terdapat makam
Nabi Zakaria dan di Damaskus terdapat makam Nabi Yahya. Bentuk dan konstruksi
masjid agung Damaskus dari dulu hingga kini masih terjaga, sementara masjid
Aleppo sudah banyak mengalami perubahan dari bentuk aslinya karena sempat
diguncang gempa bumi dan dihancurkan oleh serangan Bizantium dan tentara
Mongol. Meski tak lagi mewarisi struktur masjid peninggalan bani umayyah, namun
masjid agung Aleppo sangat dikenal sebagai masterpiece dalam dunia islam,
karena mewarisi sentuhan beragam dinasti islam yang pernah Berjaya.
2. Bidang Filsafat dan Keilmuan
Bukti konkritnya adalah Adelasd of Bath yang telah
diterjemahkan, karya-karya orang Arab tentang astronomi dan geometri,
penerjemahan bidang kedokteran. Di bidang kedokteran ini telah didirikan sebuah
rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.
3. Bidang Industri
Kemajuan di bidang ini dibuktikan dengan dibuatnya
kincir oleh seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang Barat.
Terdapat pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
4.
Bidang Perdagangan
Bidang ini membawa pengaruh bagi Eropa dan negara–negara yang dikuasai
Ayyubiyah. Di Eropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini
menimbulkan perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu Dunia
ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank, termasuk Letter
of Credit (LC), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas.
5.
Bidang Militer
Selain memiliki alat-alat perang seperti kuda, pedang, panah, dan
sebagainya, ia juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam
peperangan. Disamping itu, adanya perang Salib telah membawa dampak positif,
keuntungan di bidang industri, perdagangan, dan intelektual, misalnya dengan
adanya irigasi.
C. Tokoh Ilmuwan Muslim dan Perannya
dalam Kemajuan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
Pada masa
dinasti Ayyubiyah, Shalahuddin al Ayyubi beserta keluarga dan pendiri-pendiri
dinasti sangat memperhatikan kelangsungan berbagai bidang termasuk bidang
pendidikan dan pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan yang
sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam, mereka di
antaranya adalah:
1. Abdul Latif al Bagdadi dan Al -
Hufi, ahli ilmu mantiq dan bayan (bahasa)
2. Syekh Abul Qasim al Manfalubi, ahli
Fiqih
3. Syamsudin Khalikan, ahli sejarah
4. Abu Abdullah al Quda’i, ahli Fiqih, Hadits dan
Sejarah
5. Abu Abdullah Muhammad bin Barakat,
ahli nahwu
6. Hasan bin Khatir al Farisi, ahli
Fiqih dan Tafsir
7. Maimoonides, ahli ilmu astronomi, ilmu
ke-Tuhanan, tabib, dan terutama sebagai ahli filsafat.
8. Ibn
al Baytar (1246 M),
dokter hewan dan medikal. Beberapa karyanya yang sampai saat ini masih terkenal
di wilayah Eropa tentang buku ramuan obat Islam “ Management Of The Drug
Store”
9. Sejumlah penulis,
sastarawan, dan ilmuwan termuka, seperti Abu Firas Al Hamadani dan Thayib al
Mutanabbi.
D. Ibrah Perkembangan
Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah untuk Masa Kini dan
Yang Akan Datang
Shalahuddin
al Ayyubi sangat berusaha keras dalam menghadapi perang salib, dan dalam
membentengi umat Islam dari kristenisasi. Misalnya memberi sumber untuk
pembangunan masjid, pembuatan sekolah gratis kepada siswa muslim yang tidak
mampu, dan pemberian sandang pangan bekas namun masih layak pakai. Sikap
seorang negarawan yang tegas dan berani sepertinya patut dicontoh apalagi pada
saat sekarang ini yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan bersama. Seperti sikap tegas Shalahuddin yang langsung mencopot
jabatan para amir yang lemah di mana keberadaan mereka justru mengganggu
gerakan jihad yang mulai digelar olehnya, para aparatur yang melakukan korupsi,
dan yang bersekongkol dengan penjahat dan perampok. Rasa yang sangat
mengutamakan pendidikan dan pengetahuan juga penting untuk dilanjutkan pada
setiap generasi. Karena ilmu dan pendidikan merupakan modal utama untuk menjaga
dan mempertahankan kebudayaan atau peradaban Islam. Ilmu juga mendapat tempat
yang sama pentingnya dengan agama, yaitu untuk mengetahui ajaran-ajaran agama
dan hukum-hukum Islam.
Melihat
perjuangan yang sangat heroik dari Shalahuddin al Ayyubi, hendaklah kita
berusaha dengan tekad dan kuat dalam mensyiarkan agama Islam agar upaya
kristenisasi tidak akan berkembang lagi, dan Islam juga tetap konsisten di
zaman yang sudah modern sekarang. Sebaliknya, kehidupan
umat manusia saat ini justru hawa nafsu lebih mendonasi ketimbang moral dan
akal. Peran dalam bentuk non fisik inilah apalagi di tengah perkembangan
globalisasi saat ini, yang terkadang memperlemah semangat keimanan umat Islam.
Maka dari itu, sebagai langkah awal yang sederhana peringatan maulid Nabi
Muhammad SAW menjadi sangat penting.
E. Meneladani Sikap Keperwiraan
Shalahuddin al-Ayyubi
Shalahudin al Ayyubi adalah seorang muslim yang tahu akan agamanya dan
kosekuen dengannya. Ia tahu hak tanah airnya kemudian mempertahankannya. Ia
tahu hak-hak saudaranya kaum Muslimin kemudian menunaikan hak-hak tersebut
dengan sebaik-baiknya. Shalahudin al Ayyubi juga merupakan panglima perang
Muslim yang dihormati kawan dan dikagumi lawan karena akhlaknya dan tindakannya
yang tangguh tetapi tetap mengakui hak asasi manusia dalam setiap peperangan
yang dilakukannya. Sikap keperwiraan Shalahudin al Ayyubi lainnya yang baik
dicontoh adalah:
1. Membela agama dan rakyat
2. Memadamkan pemberontakan
3. Menghadapi tentara salib
4. Mempertahankan agama dan negara
Beliau juga
sosok yang memiliki toleransi tinggi terhadap umat beragama, seperti contohnya:
1. Ketika beliau menguasai
Iskandariyah, ia tetap mengunjungi orang-orang kristen
2. Ketika perdamaian dengan tentara
salib tercapai, beliau masih mengizinkan orang-orang kristen berziarah ke
Baitul Maqdis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Shalahudin Yusuf
al-Ayyubi adalah Pendiri Dinasti Ayyubiyah (567
– 648 H / 1171 – 1250 M) yang berdiri di atas sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di Mesir yang bercorak Syi’i dan ia ingin mengembalikannya ke
faham sunni Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Shalahudin mengadakan
serangan ke Mesir untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah
yang jelas tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib.
2. Dinasti Ayyubiyah
mencapai kemajuan yang gemilang mencakup di berbagai bidang, yaitu: bidang
arsitektur dan pendidikan, bidang filsafat dan keilmuan, bidang industri,
perdagangan, dan militer.
3. Shalahudin al-Ayyubi sangat
memperhatikan pendidikan dan pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh
ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu Fiqih, kedokteran, filsafat,
bahasa, sejarah, dan lain-lain.
4. Sikap tegas Shalahuddin yang
langsung mencopot jabatan para amir yang lemah di mana keberadaan mereka justru
mengganggu gerakan jihad yang mulai digelar olehnya, para aparatur yang
melakukan korupsi, dan yang bersekongkol dengan penjahat dan perampok.
5. Shalahudin al Ayyubi
adalah seorang muslim yang tahu akan agamanya dan kosekuen dengannya, tahu
hak-hak saudaranya kaum Muslimin kemudian menunaikannya, dan hak tanah airnya kemudian mempertahankannya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah saya susun
tentunya dalam hal ini masih banyak kekurangan, saya harap makalah ini dapat
menambah wawasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok,
Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Kuraisy.
Sayyid,
Al-Wakil. 1998. Wajah Dunia Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
0 Comments
Terima Kasih telah berkunjug ke Artikel Saya, Silahkan Komnetar di Halaman bawah ini. Jadilah Pengutip yang Baik.