- PEMBAHASAN
- Kemunculan Panglima Shalahuddin Al-Ayyubiyah
Jatuhnya kota Suci Baitul Maqdis ke
tangan kaum Salib telah mengejutkan para pemimpin Islam. Mereka tidak menyangka
kota Suci yang telah dikuasainya selama lebih 500 tahun itu bisa terlepas dalam
sekejap mata. Mereka sadar akan kesalahan mereka karena terpecah belah. Para
ulama telah berbincang dengan para Sultan, Amir dan Khalifah agar mengambil
keputusa/tindakan dalam masalah ini.
Usaha mereka berhasil. Setiap
penguasa negara Islam itu bersedia bergabung tenaga untuk merampas balik kota
Suci tersebut. Di antara pemimpin yang paling gigih dalam usaha menghalau
tentara Salib itu ialah Imamuddin Zanki dan diteruskan oleh anaknya Amir
Nuruddin Zanki dengan dibantu oleh panglima Asasuddin Syirkuh.
Setelah hampir empat puluh tahun
kaum Salib menduduki Baitul Maqdis, Shalahuddin Al-Ayyubi baru lahir ke dunia,
yakni pada tahun 1138 Masehi. Keluarga Shalahuddin taat beragama dan berjiwa
pahlawan. Ayahnya, Najmuddin Ayyub adalah seorang yang termasyhur dan beliau pulalah
yang memberikan pendidikan awal kepada Shalahuddin.
Selain itu, Shalahuddin juga
mendapat pendidikan dari ayah saudaranya Asasuddin Syirkuh seorang negarawan
dan panglima perang Syria yang telah berhasil mengalahkan tentara Salib baik di
Syria ataupun di Mesir. Dalam setiap peperangan yang dipimpin oleh panglima
Asasuddin, Shalahuddin senantiasa ikut sebagai tentara pejuang sekalipun
usianya masih muda.
Pada tahun 549 H/1154 M, panglima
Asasuddin Syirkuh memimpin tentaranya merebut dan menguasai Damaskus.
Shalahuddin yang ketika itu baru berusia 16 tahun turut serta sebagai pejuang.
Pada tahun 558 H/1163 Masehi, panglima Asasuddin membawa Shalahuddin Al-Ayyubi
yang ketika itu berusia 25 tahun untuk menundukkan Daulat Fatimiyah di Mesir
yang diperintah oleh Aliran Syiah Ismailiyah yang semakin lemah.Usahanya
berhasil. Khalifah Daulat Fatimiyah terakhir Adhid Lidinillah dipaksa oleh
Asasuddin Syirkuh untuk menandatangani perjanjian. Akan tetapi, Wazir besar
Shawar merasa cemburu melihat Syirkuh semakin populer di kalangan istana dan
rakyat.
Dengan diam-diam dia pergi ke Baitul
Maqdis dan meminta bantuan dari pasukan Salib untuk menghalau Syirkuh daripada
berkuasa di Mesir. Pasukan Salib yang dipimpin oleh King Almeric dari Yerusalem
menerima baik ajakan itu. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Asasuddin
dengan King Almeric yang berakhir dengan kekalahan Asasuddin. Setelah menerima
syarat-syarat damai dari kaum Salib, panglima Asasuddin dan Shalahuddin
dibenarkan palung ke Damaskus.
Kerjasama Wazir besar Shawar dengan
orang kafir itu telah menimbulkan kemarahan Amir Nuruddin Zanki dan para
pemimpin Islam lainnya termasuk Baghdad. Lalu dipersiapkannya tentara yang
besar yang tetap dipimpin oleh panglima Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi
untuk menghukum si pengkhianat Shawar. King Almeric terburu-buru menyiapkan
pasukannya untuk melindungi Wazir Shawar setelah mendengar kemaraan pasukan
Islam. Akan tetapi Panglima Syirkuh kali ini bertindak lebih baik dan berhasil
membinasakan pasukan King Almeric dan menghalaunya dari bumi Mesir dengan baib
sekali.
Panglima Shirkuh dan Shalahuddin
terus masuk ke ibu kota Kairo dan mendapat tentangan dari pasukan Wazir Shawar.
Akan tetapi pasukan Shawar hanya dapat bertahan sebentar saja, dia sendiri
melarikan diri dan bersembunyi. Khalifah Al-Adhid Lidinillah terpaksa menerima
dan menyambut kedatangan panglima Syirkuh buat kali kedua.
Suatu hari panglima Shalahuddin
Al-Ayyubi berziarah ke kuburan seorang wali Allah di Mesir, ternyata Wazir
Besar Shawar dijumpai bersembunyi di situ. Shalahuddin segera menangkap Shawar,
dibawa ke istana dan kemudian dihukum mati.
Khalifah Al-Adhid melantik panglima
Asasuddin Syirkuh menjadi Wazir Besar menggantikan Shawar. Wazir Baru itu
segera melakukan perbaikan dan pembersihan pada setiap institusi kerajaan
secara berjenjang. Sementara anak saudaranya, panglima Shalahuddin
Al-Ayyubi diperintahkan membawa pasukannya mengadakan pembersihan di kota-kota
sepanjang sungai Nil sehingga Assuan di sebelah utara dan bandar-bandar lain
termasuk bandar perdagangan Iskandariah.
Dinasti ayyubiyah didirikan oleh
Shalahudin Al-Ayyubi. Orang barat menyebutnya dengan saladin. Shalahudin
terkenal sebagai seorang ahli perang yang mampu membendung arus serangan
tentara salib. Pada mulanya shalahudin adalah seorang panglima perang dari
kerajaan syam di bawah pemerintahan Sultan Nuruddin Zauki. Atas perintah
Al-Zahir Nuruddin Zauki untuk mengirim pasukan di bawah pimpinan Syirkuh dan
Shalahuddin Al-Ayyubi untuk mengalahkan Pasukan Salib di Mesir. Syirkuh diangkat
sebagai Wazir oleh Fatimiyah (544 H), tiga bulan kemudian Syirkuh meniggal dan
digantikan oleh kemenakannya Shalahudin Al-Ayyubi. Pada tanggal 10 Muharram 567
H / 1171 M, Khlifah Al-Adid (Fatimiyah) wafat dan kekuasaannya berpindah ke
tangan Shalahudin Al-Ayyubi.
Al-ayyubi diakui sebagai khalifah
Mesir oleh Al-Muhtadi, dinasti Bani Abbas pada tahun 1175 M, kemudian Al-Ayyubi
berhasil menguasai Aleppo dan Mosul.
Untuk mengantisipasi pemberontakan
dari pengikut Fatimiyah dan serangan dari Tentara Salib, Al-Ayyubi
membangun benteng bukit di Mukattam, pusat pemerintahan dan Militer.
- Perang Salib dan Konflik Internal
Sebagian waktu al-ayyubi dihabiskan
untuk menghalau tentara salib, sehingga mereka berhasil menguasai kota
yerussalrem. Jatuhnya yerussalem ke tangan kaum muslim sangat memukul perasaan
tentara salib sehingga mereka merencakan serangan balasan. Pasukan salib ini
dipimpin oleh tiga raja, yaitu : Predrick Banbarossa, Raja Jerman, Richart The
Lion Hart, Raja Inggris, dan Philiph Augustus, Raja Perancis, pasukan ini
bergerak pada tahun 1189M yang mendapat tantangan berat dari Salah Al-Din, yang
berhasil merebut Akka yang dijadikan lbu kota Latin. Namun mereka tidak
berhasil memasuki Palelstina.
Pada tanggal 2 November 1192 M,
dibuat perjanjian antara Salah Al-Din dengan Salib yang disebut dengan Shulh
Al-Ramlah isi perjanjian tersebut adalah :
- Jerussalem tetap berada di tangan umat islam; dan umat Kristen diizinlkan untuk menziarahinya.
- Tentara salib akan tetap mempertahankan pantai Syiria dari Tyre sampai ke Jaffa
- Umat islam akan mengembalikan relic Kristen kepada orang Kristen.
Pada tahun 1199 M, al-ayyubi
meninggal di damaskus, dan digantikan oleh saudaranya, sultan al-‘adil. Pada
tahun 1218 M, al-‘adil meningga setelah kalah perang melawan pasukan salib dan
kota dimyath jatuh ke tangan tentara salib. Setelah meninggal al-‘adil
digantikan oleh oleh al-kamil.
Al-kamil melanjutkan perang melawan
tentara salib. Akan tetapi, antara al-kamil dengan saudaranya Al-mulk
al-mu’azham (gubernur damaskus)terjadi konflik. Al-kamil merasa bahwa
al-mu’azham akan menyingkirkannya. Oleh karena itu, al-kamil mengirim duta
kepada Frederick barbarossa dengan menawarkan kerjasama dan jerussalem
diijadikan sebagai imbalan atas bantuan frderick. Pada tahun 1229, disebut perjanjian
antara al-kamil dengan Frederick. Isi perjanjian tersebut adalah :
- Jerussalen dengan Bethlehem, nazaret, dan rute haji ke jaffa dan acre akan menjai kekuasaan absolute kaisar, dengan pengecualian bahwa area masjit umar di jerussalem tetap menjadi milik terbatas bagi umat islam.
- Tawanan-tawanan Kristen dibebaskan
- Kaisar harus melindungi sultan dari serangan-serangan musuh
- Perjanjian ini berlaku selama dua tahun.
Stelah meninggal al-kamil digantikan
oleh putranya, Abu Bakar dengan gelarnya Al-Adil II (berlangsung selama tiga
tahun). Kepemimpinan Abu Bakar ditolak oleh saudaranya, Al-Malik Al-Shalih Najm
Al-Din Ayyub. Budak-budak abu bakar besekongkol dengan Al-Malik Al-Shalih
sehingga berhasil menjatuhkan Abu Bakar dan mengangkat Al-Malik Al-Shalih Najm
Aldin Ayyub (1240-1249M) sebagai Sultan.
Selama Al-Malik Al-Shalih menjadi
pemimpin, pamannya, Ismail bekerja sama dengan pimpinan pasukan salib. Frank
mengepung Damaskus. Al-Malik dapat mematahkan konfras tersebut dan mengalahkan
pasukan Frank di dekat Gaza.
- Kemajuan Ilmu Pengetahuan
Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil
mendirikan tiga buah madrasah di kairo dan iskandariyah untuk mengembangkan
Mazhab Sunni.
Al-Kamil mendirikan sekolah Tinggi
Al-Kamiliyah yang sejajar dengan perguruan tinggi lainnya. Ibnu Khalikan
menggambarkan bahwa Al-Kamil adalah pecinta Ilmu Pengetahuan, pelindung para
Ilmuan, dan Seorang Muslim yang Bijaksana.
- Kemunduran dan Akhir Ayyubiyah
untuk mempertahankan kekuasaan,
Al-Malik Al-Shalih mendatangkan budak-Budak dari Turki dalam jumlah besar untuk
dilatih kemiliteran yang ditempatkan di dekat sungai Nil yang juga disebut Laut
(Al-Bahr) seingga mereka disebut Mamluk Al-Bahr.
Setelah meninggal’ La-Malik
Al-Shalih diganti oleh anaknya, Turansyah. Konflik terjadi antara Turansyah
dengan Mamluk Bahr, Turansyah dianggap mengabaikan peran Mamluk Al-Bahr dan
lebih mengutamakan tentara yang berasal dari Kurdi. Oleh karena itu Mamluk
Al-Bahr di bawah pimpinan Baybars dan Izzudin Aybak melakukan kudeta terhadap
Turansyah (1250 M). Turansyah pun terbunuh, maka berakhirlah dinasti Ayyubiyah.
- PENUTUP
Dari uraian di atas dapat kita
mengambil kesimpulan, bahwasanya dinasti Ayyubiyah adalah dinasti yang berdiri
di atas puing-puing dinasti fatimiayah yang tidak mampu menghalau kekuatan
serangan tentara salib pada masa itu. Dinasti Ayyubiyah berkembang menjadi
ninasti yang besar dan tangguh di bawah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Shalahuddin al-ayyubi dengan sekuat
tenaga bersama pasukannya menghalau tentara salib hingga kaum muslim menguasai
kota Yerussalem.
Selain mempertahankan dan memperluas
kekuasaan shalahuddin al-ayyubi juga mendirikan sarana pendidikan untuk
generasi penerus. Dan khalifah setelahnya pun ada yang mendirikan perguruan
tinggi.
Berakhirnya dinasti Ayyubiyah
setelah terbunuhnya kahlifah terakhir karena adanya konflik antara Turansyah
dengan Mamluk Bahr.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Jaih. 2004. Sejarah
Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Bani Kuraisy
Salabi, Mahmud.
1993. Shalahuddin Al-Ayyubi. Solo : Cv.
Pustaka Mantiq
Yatim, Badri. 2003. Sejarah
Peradaban Islam. Jakrta : PT. Raja Grafindo Persada
http://www. mail-archive. com/
islamkristen @ yahoogroups. com/ msg41445. html
0 Comments
Terima Kasih telah berkunjug ke Artikel Saya, Silahkan Komnetar di Halaman bawah ini. Jadilah Pengutip yang Baik.