ILMU
AKHLAK
KEUTAMAAN UMAR BIN AL-KHATTAB
KEUTAMAAN UMAR BIN AL-KHATTAB
Dosen Pembimbing :
Murtiningsih, M.Pd,i
Disusun Oleh :
Khoirunisyak Syawalia ( 14340032 )
Annisya (
14340007 )
Fatma triani (
14340020 )
AQIDAH
FILSAFAT
FAKULTAS
USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
IAIN
RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN
2014
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ............................................................................................................................ i
Daftar isi
....................................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah .................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan ...................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Umar bin Al-khattab .................................................................................................. 2
2.2
keutamaan Umar bin Al-Khattab ............................................................................................. 5
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................
……………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umar termasuk orang yang paling keras permusuhannya terhadap
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia termasuk orang yang paling banyak
menyakiti dan menyiksa kaum muslimin, sehingga sebagian kaum muslimin merasa
putus asa akan keislaman Umar karena kekerasan dan kegarangan perangainya.
Sampai dikatakan, Umar tidak akan masuk Islam sampai ada keledainya al-Khattab
yang masuk Islam.
1.2 Rumusan Masalah
a. Biografi Umar bin Khattab
b. Keutamaan-keutamaan Umar Bin khattab.
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengungkap sejarah sahabat nabi yaitu umar
bin al-khattab
b. Menuntaskan tugas ilmu akhlak
c. Mengetahui keutamaan-keutamaan yang
dimiliki oleh umar bin al-khattab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi
Umar bin Khattab
Beliau adalah Abu Hafsh Umar al-Faruq bin Khattab bin Nufail bin
Abdil Uzza bin Adi bin Ka’ab bin Lu’aiy bin Ghalib al-Qurasy. Nasab beliau
bertemu dengan nasab Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kakek keempat yaitu
Ka’ab bin lu’aiy bin Ghalib. Beliau digelari “al-Faruq” karena beliaulah yang
menampakkan Islam di Mekah, dan karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menampakkan
secara jelas antara kekufuran dan kebatilan. Sahabat Ibnu Abbas mengatakan,
“Orang pertama yang berani menampakkan Islam di makkah adalah Umar bin
Khattab.”
Beliau dilahirkan tiga belas tahun setelah Tahun Gajah. Beliau
bertipe keras dan pemberani, berkulit putih, berbadan tinggi tegap, bertubuh
besar dan kuat, apabila berbicara didengar dan apabila memukul menyakitkan. Di
masa jahiliah, ia dididik oleh sang ayah, al-Khattab, dengan didikan yang
keras. Ia dibebani untuk menggembala untanya setiap hari. Hari-hari yang
melelahkan dan memberatkan sering ia lalu, dan ia pun sering mendapat pukulan
bila pekerjaannya tersebut ada yang kurang. Hal itu semakin menambah kekerasan
hati Umar.
Sebelum masuk Islam, Umar termasuk orang yang paling keras
permusuhannya terhadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia termasuk
orang yang paling banyak menyakiti dan menyiksa kaum muslimin, sehingga
sebagian kaum muslimin merasa putus asa akan keislaman Umar karena kekerasan
dan kegarangan perangainya. Sampai dikatakan, Umar tidak akan masuk Islam
sampai ada keledainya al-Khattab yang masuk Islam.[1]
Namun, semua ubun-ubun manusia di bawah kekuasaan dan kehendak
Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki kemampuan
atas segala sesuatu. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan
kepada Ummu Salamah, “Wahai Ummu Salamah, hati seorang anak Adam berada dalam
jari-jemari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barang siapa yang Allah kehendaki akan
diberi petunjuk dan barang siapa yang Dia kehendakai ia akan disesatkan.” (HR.
Tirmidzi, no.3522)
Umar bin Khattab Masuk Islam
Yang perlu dicatat, ada beberapa hal yang menjadikan luluhnya hati
Umar hingga akhirnya ia pun mengikrarkan keislamannya, di antaranya:
Pertama: Qudrah Allah Subhanahu wa Ta’ala
Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mampu atas segala sesuatu. Allah
Subhanahu wa Ta’ala maha mampu menghidupkan bumi yang tandus menjadi hijau dan
subur, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mampu menghidupkan hati yang keras
laksana batu menjadi lembut dan sangat perasa Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ
لِذِكْرِ اللهِ وَمَانَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَيَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ اْلأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُه وَكَثِيرٌ
مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ {16} اعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يُحْىِ اْلأَرْضَ بَعْدَ
مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ اْلأَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ {17}
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk
tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah
diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan
bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menejlaskan kepadamu tanda-tanda
kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al-Hadid: 16-17)
Kedua: Do’a Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang
engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattabb.” Maka yang
lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umar bin Khattab.(Lihat Shahih Sunan
Ibnu Hibban 12/305)
Ketiga: Karena mendengar bacaan Alquran
Alquran adalah kalamullah yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam
hati makhluk-Nya. Oleh karenanya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
sering memperdengarkan Alquran pada telinga-telinga kaum musyrikin agar mereka
mendapatkan hidayah dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa
Ta’ala, dan Umar adalah salah satu sahabat yang dapat merasakan kekuatan
kalamullah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Di antara yang mendorong Umar
masuk Islam adalah apa yang ia dengar di rumah saudarinya, Fathimah, dari
ayat-ayat Alquran.” (Fathul Bari 7/176)
Setelah keislaman Umar, kemuliaan dan kekuatan Islam semakin
bertambah. Sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan, “Kami senantiasa menjadi mulia
semenjak Islamnya Umar.” Beliau juga mengatakan, “Aku memandang, tidaklah kami
dapat shalat di baitullah kecuali setelah Islamnya Umar. Setelah Umar masuk
Islam ia memerangi kaum musyrikin hingga mereka membiarkan kami mengerjakan
shalat.” (Al-Mu’jamul Kabir, 9:165)
2.2 Keutamaan Umar bin Khattab
Suatu hari, Umar datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam seraya mengatakan, “Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak meninggalkan
satu majelis pun yang dahulu aku pernah duduk di majelis tersebut tatkala dalam
kekufuran, kecuali aku umumkan keislamanku. Aku datangi perkumpulan-perkumpulan
kaum musyrikin lalu aku umumkan bahwa aku bersaksi tidak ada ilah (sembahan)
yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, hingga
mereka mengeroyokku dan terjadi saling pukul antara aku dan mereka. Hingga,
apabila jumlah mereka semakin bertambah banyak, datang seorang laki-laki
melerainya.” Ditanyakan, “Siapakah laki-laki yang telah meleraimu dari
keroyokan mereka?” Umar menjawab, “Dia adalah al-Ash bin Wa’il As-Sahmi.”
(Shahih Sirah an-Nabawiyyah, Hal.193)
Tatkala datang perintah hijrah, sebagian kaum muslimin meninggalkan
Mekah dengan sembunyi-sembunyi khawatir akan makar kafir Quraisy. Namun, Umar
berangkat hijrah ke Madinah secara terang-terangan, dan bersamanya ada dua
puluh sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara keutamaan dan
keistimewaan sahabat Umar yang lain adalah:
Pertama: Beliau termasuk sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam yang dijamin masuk surga.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan, “Tatkala aku tertidur, aku melihat diriku berada di surga,
tiba-tiba aku melihat ada seorang wanita sedang berwudhu di samping sebuah
istana. Aku menanyakan milik siapakah istana itu, lalu dikatakan, ‘Milik Umar.’
Maka aku melihat kecemburuan pada diri Umar hingga aku pun pergi
meninggalkannya.” Kemudian Umar menangis seraya mengatakan, “Pantaskah aku
cemburu kepadamu wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari,
no.3070)
Kedua: Beliau sering dipuji dan dido’akan kebaikan Rasululalh
shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Seandainya ada
nabi setelahku maka ia adalah Umar bin Khattab.” (HR. Tirmidzi, no.3686, lihat
ash-Shahihah, no.327)
Beliau juga bersabda, “Sungguh ada dari umat-umat sebelum kalian
muhaddatsun (orang-orang yang diberi ilham), dan apabila ada pada umatku ini
maka ia adalah Umar.” (HR. Al-Bukhari, no.3486)
Ketiga: Beliau adalah orang yang ditakuti oleh setan.
Sa’ad bin Abi Waqqash pernah bercerita, Suatu hari Umar pernah
meminta izin untuk masuk dan bertemu dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam, sedangkan di sisi belaiu ada para wanita Quraisy yang sedang berbicara
dan mengangkat suara lebih tinggi dari suara Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Tatkala Umar meminta izin untuk masuk, maka segera para wanita itu
buru-buru memasang hijab, setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
memberi izin maka masuklah Umar dan terlihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam tertawa, maka Umar berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuatmu
tertawa, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam?” Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Saya heran melihat tingkah para wanita itu,
tatkala mereka mendengar suaramu lantas buru-buru mereka memasang hijab.” Maka
Umar berkata, “Bahkan engkau lebih berhak untuk disegani oleh mereka, wahai
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Umar mengatakan kepada para
wanita tersebut, “Wahai para musuh jiwa-jiwa kalian, apakah kalian segan
kepadaku sedangkan kalian tidak segan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam??!” Mereka menjawab, “Iya, karena engkau lebih keras dibandingkan dengan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan, “Wahai Ibnul Khattab,
demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu
dengannmu di suatu jalan melainkan ia
akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” (HR. Bukhari, no.3480)
Keempat: Beliau sering mencocoki kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam beberapa kejadian.
Umar adalah orang yang apabila melihat sesuatu di dalam mimpinya,
maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat-Nya membenarkan apa yang ia
lihat. Sahabat Umar pernah bercerita, “Aku mencocoki perkara Rabbku dalam tiga
perkara: (yang pertama) yaitu tatkala aku mengatakan wahai Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam hendaklah maqom Ibrahim itu dijadikan tempat
shalat, maka turunlah ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِذْجَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا
وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
“Dan jadikanlah sebahagian maqom Ibrahim sebagai tempat shalat.”
(QS Al-Baqarah: 125)
Dan (yang kedua) tentang ayat hijab tatkala aku mengatakan: ‘Wahai
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seandainya engkau perintah
istri-istrimu memakai hijab, karena yang berbicara kepada mereka adalah orang
yang baik maupun yang fajir’, maka turunlah ayat hijab. Dan (yang ketiga) para
istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, mereka berkumpul karena saling cemburu
kepada beliau, maka aku katakan kepada mereka (para istri Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam) semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menceraikan kalian dan
menggantikan untuk nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam istri-istri yang lebih
baik dari kalian, maka turunlah ayat semisal dengna itu.” (HR. Bukhari, no.393)
Kelima: Keutamaan Umar bin Khattab yang lain
Merupakan wujud ketakwaan seorang muslim adalah apabila dalam
beribadah ia menggabungkan antara khouf (takut) dan roja (berharap).
Umar bin Khattab pernah mengatakan, “Seandainya seorang penyeru dari
langit memanggil, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan masuk surga
seluruhnya kecuali satu orang’, maka sungguh aku takut bila itu adalah diriku,
dan seandainya sang penyeru itu mengatakan, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian
semua akan masuk neraka kecuali seorang’, maka aku berharap dia adalah diriku.”
(Ash-Shabah: 154)
Umar juga pernah mengatakan, “Setiap hari telah dikatakan, telah
meninggal dunia fulan dan fulan, dan pasti suatu hari kelak akan dikatakan
telah meninggal dunia Umar.”
Sungguh telah benar apa yang Umar katakan, karena setiap yang
bernyawa pasti akan merasakan kematian, dan Umar pun mengetahui secara yakin
bahwa kelak ia akan dibunuh dan syahid
di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam telah memberitakan kabar gembira tersebut jauh-jauh hari sebelumnya.
Satu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam naik ke Bukit
Uhud, dan bersama beliau Abu Bakr, Umar, dan Utsman radhiallahu’anhum.
Tiba-tiba Uhud bergetar, lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
menghentakkan kakinya seraya mengatakan, “Tenanglah, wahai Uhud, karena di
atasmu ada seorang nabi, shiddiq, dan dua orang syahid.” (HR. Bukhari: 3472)
Sungguh apa yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam terjadi. Umar meninggal dunia karena dibunuh oleh seorang budak majusi,
dialah Abu Lu’lu’ah.
Abu Lu’lu’ah adalah seorang budak milik Mughirah bin Syu’bah. Ia
memiliki keahlian membuat senjata, dan setiap harinya Mughirah membebankan
kepadanya sebanyak empat dirham. Suatu hari Abu Lu’lu’ah bertemu dengan Umar
seraya mengatakan, “Wahai Amirul Mukminin, sungguh majikanku telah memberiku
beban yang berat, maka bicaralah engkau kepadanya.” Namun, Umar mengatakan,
“Berbuat baiklah kepada majikanmu.” Padahal sebenarnya Umar pun berniat untuk
datang menmui Mughirah dan berbicara kepadanya.
Karena jawaban Umar tersebut budak itu pun marah. Dia bergumam,
“Keadilan Umar merata kepada semua manusia, tetapi tidak kepadaku.” Ia
berencana untuk membunuh Umar. Maka ia pun membuat anak tombak dan pada suatu
hari di waktu subuh tatkala Umar berkata kepada para sahabat, “Rapatkan
shaf-shaf kalain”, sebelum ia bertakbir, tiba-tiba Abu Lu’lu’ah datang dan
mengayunkan tombaknya hingga Umar terjatuh. Lalu Abu Lu’lu’ah pun menusuk para
sahabt secara membabi buta hingga berhasil melukai tiga belas sahabat, enam di
antaranya meninggal dunia. Kemudian Umar dibawa ke rumahnya dan ketika matahari
sudah hampir terbit Abdurrahman bin Auf mengimani manusia dengan membaca dua
surat yang terpendek.
Umar diberi minum perasaan kurma namun keluar lagi dari arah
lukanya, lalu diminumkan susu kepadanya namun susu iu juga keluar dari lukanya,
hingga akhirnya ia pun meninggal dunia.” (Siyar A’lam an-Nubala’, 2:527)
Benarlah apa yang dikatakan Umar bahwa pada hari itu telah
dikatakan, “Telah meninggal dunia Umar.” Maka demikian juga yang terjadi pada
kita, suatu hari kelak akan dikatakan, “Telah meninggal dunia ayah kita, ibu
kita, dan diri kita sendiri.” Ya Allah, kami adalah hamba-Mu yang sering luput
dan selalu bermaksiat kepada-Mu maka ampunilah diri kami. Wallahul musta’an.
1. Pemberani
Sifat pemberani adalah sifat dasar yang dimiliki Umar bin Khattab
sebelum masuk Islam. Maka ketika beliau
masuk Islam sifat pemberani ini beliau arahkan dalam membela da`wah Rasulullah
SAW. Orang yang berani terang-terangan melakukan hijrah ke kota Madinah adalah
Umar bin Khattab.
Beliau
malah menantang orang-orang kafir Quraisy dengan perkataan `Siapa yang ingin
istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim maka halangilah saya untuk
hijrah` dan tidak ada orang kafir Quraisy yang berani menghalangi Umar bin
Khattab melaksanakan hijrah.
2. Sederhana
Umar
adalah pribadi yang sederhana ketika telah masuk Islam. Hal ini bisa dibuktikan
ketika beliau menjabat sebagai khalifah. Umar tidak pernah tinggal di sebuah
istana, rumah mentereng ataupu gedung yang tinggi, tapi beliau tinggal di
sebuah bangunan sederhana dekat mesjid, dan lebih sering berada di mesjid;
bahkan beliau lebih sering tidur di atas pelepah kurma daripada kasur yang empuk.
Atau ketika beliau tidak melebihkan harta rampasan (ghanimah) yang dibagikan
diantara kaum muslimin.Ketika kaum muslimin dapat bagian satu kain perorang
untuk dibuat baju, maka Umar pun mengambil satu; dan itu tidak cukup untuk
bahan baju beliau yang memiliki badan yang besar, maka sebagai jalannya ia
meminta kepada anaknya Abdullah, agar bagian anaknya diberikan kepada Umar
untuk dibuat sebuah baju.Atau ketika ia berkunjung ke daerah taklukan, ia
berjalan dengan memakai pakaian yang sederhana dan terkesan kusam, diiringi
oleh Patrik Yerusalem, Sophronius menggambarkan kesederhanaan Umar; sungguh
inilah kesehajaan dan kegetiran yang dikabarkan oleh Daniel sang nabi ketika ia
berdiri di tempat suci ini.
3. Adil
Umar juga dikenal sebagai pemimpin yang adil. Hal ini dirasakan
oleh seorang kakek Yahudi, yang rumahnya berda di dekat mesjid. Pada saat itu
Gubernur Mesir `Amr bin `Ash akan melakukan pelebaran Mesjid, dan rumah orang
Yahudi tersebut harus dibongkar. Dengan kebijakan ganti rugi `Amr bin `Ash merayu
orang yahudi tersebut untuk pindah, namun dia enggan. Namun `Amr bin `Ash
bersikeras untuk membongkar rumah tersebut. Maka orang Yahudi tersebut
mendatangi Khalifah Umar dan menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya.
Maka Umar mengambil sebuah tulang dan membuat garis dengan pedang
di atas tulang tersebut dan menyuruh orang Yahudi tersebut untuk membawa dan
menyerahkannya kepada `Amr bin `Ash. Dengan penuh keheranan orang Yahudi
tersebut pulang ke Mesir dan menghadap kepada `Amr bin `Ash sambil menyerahkan
tulang yang diberikan oleh Umar bin Khattab. Ketika `Amr bin `Ash menerima
tulang tersebut pucatlah wajah beliau dan menyuruh para pengawalnya untuk
menghentikan pembongkaran. Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut
bertanya kepada `Amr bin `Ash tentang apa yang terjadi.
Maka `Amr menjawab bahwa Umar telah mengingatkan aku sebagai
seorang pemimpin yang harus berlaku adil terhadap rakyatnya. Maka kagumlah
orang Yahudi tersebut maka ia masuk Islam dan merelaka rumahnya untuk
dibongkar.
4. Tegas
Salah satu bentuk ketegasan Umar bin Khattab adalah ketika beliau
memecat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dengan pemikiran bahwa Umar
merasa takut kalaulah umat Islam terlalu mendewakan Khalid bin Walid yang telah
berhasil memimpin pasukannya meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran; dan
hal itu diterima dengan lapang dada oleh Khalid bin Walid.
5. Loyalitas Tinggi
Umar adalah orang yang memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap
Allah, Rasulullah saw, dan agama Islam. Kecintaan terhadap Allah SWT dan agama
Islam beliau buktikan dengan menginfakkan setengah harta beliau untuk da`wah
Rasulullah saw. Dan yang paling mengharukan rasa cinta beliau adalah bagaimana
ia tidak menerima kematian Rasulullah saw; sampai ia menghalangi persiapan
penguburan dan mengancam orang yang berkata Rasulullah telah meninggal maka ia
akan menemui ajalnya.
Para sahabat pun merasa kebingungan dengan keadaan seperti ini. Hal
ini sampai ke telinga Abu Bakar, maka beliau berkata `Barang siapa yang
menyembah Muhammad, sungguh dia telah meninggal; tapi barang siapa yang
menyembah Allah SWT, maka Dia itu hidup selamanya takkan pernah mati`; kemudian
beliau membaca surat Ali-imran ayat 144.
Mendengar itu Umar tersadar dan menitikkan air mata pertanda
kesedihannya.
6. Tanggung Jawab
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Hal ini dibuktikan ketika beliau selalu berpatroli mengontrol rakyatnya sambil
memikul keperluan rakyatnya. Pernah suatu waktu beliau melihat seorang ibu yang
sedang membohongi anaknya yang kelaparan dengan pura-pura menanak beras,
padahal batu yang ada dalam wadah tersebut. Melihat hal tersebut Umar mengambil
gandum dan beliau pikul sendiri.
Ketika pengawalnya menawarkan untuk memikulnya, maka Umar berkata
`Apakah kamu akan menjerumuskan aku ke dalam neraka karena telah menelantarkan
rakyatku dan membiarkannya kelaparan? Itu adalah salah satu bukti sifat
tanggung jawab Umar sebagai seorang pemimpin.
Bab III
Penutup
a. Kesimpulan
Beliau adalah Abu Hafsh Umar al-Faruq bin Khattab bin Nufail bin
Abdil Uzza bin Adi bin Ka’ab bin Lu’aiy bin Ghalib al-Qurasy. Nasab beliau
bertemu dengan nasab Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kakek keempat yaitu
Ka’ab bin lu’aiy bin Ghalib. Beliau digelari “al-Faruq” karena beliaulah yang
menampakkan Islam di Mekah, dan karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menampakkan
secara jelas antara kekufuran dan kebatilan. Sahabat Ibnu Abbas mengatakan,
“Orang pertama yang berani menampakkan Islam di makkah adalah Umar bin
Khattab.” Beliau
dilahirkan tiga belas tahun setelah Tahun Gajah. Sebelum
masuk Islam, Umar termasuk orang yang paling keras permusuhannya terhadap
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Keutamaan Umar Bin Al-Khattab adalah Beliau termasuk sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
yang dijamin masuk surga, Beliau sering
dipuji dan dido’akan kebaikan Rasululalh shalallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau
adalah orang yang ditakuti oleh setan, Beliau
sering mencocoki kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beberapa kejadian.
Mutiara Teladan
Sungguh bak mutiara yang tersebar tak terhitung demikianlah
kebaikan dan teladan yang telah dicontohkan Umar di antaranya:
Keberanian dan kekuatan, akan bermanfaat bila digunakan untuk
membela Islam dan kau muslimin –sebagaimana yang telah dilakukan Umar– dan akan
menjadi malapetaka bila diperuntukan dalam menuhankan hawa nafsu dan mendukung
kezaliman.
Doa yang ikhlas – yang keluar dari mulut yang ikhlas – tidak ada
hijab baginya dan akan menembus dan membuka pintu langit. Maka, jangan kita
putus asa dari berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
salam dapat menjadikan hati yang kasar dan keras –seperti hati yang
dimiliki oleh serigala buas lagi lapar– lembut dan jinak, yang akan menuntun
dan menunjuki jalan keluar dari belantara yang luas.
Ketakwaan seseorang akan mendorong dirinya cinta akan akhirat dan
selalu khawatir dari perbuatan-perbuatan dosa yang telah dia perbuat namun juga
berharap ampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kata-kata Mutiara Umar bin Khattab
Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya,
maka cacilah dirimu. Karena celamu
lebih banyak darinya.
Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu
dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada
seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut
kepadamu selain Allah.
Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah
kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati.
Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan
penuh penyesalan.
Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena
engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
0 Comments
Terima Kasih telah berkunjug ke Artikel Saya, Silahkan Komnetar di Halaman bawah ini. Jadilah Pengutip yang Baik.