PENGENALAN TAKHRIJ AL-HADIS
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Takhrij Hadist merupakan langkah
awal dalam kegiatan penelitian hadist. Pada masa awalnya penelitian hadist ini
telah dilakukan oleh para ulama salaf yang kemudian hasilnya telah
dikodifikasikan dalam berbagai buku hadist. Mengetahui masalah takhrij, kaidah.
dan metodenya adalah sesuatu yang sangat penting bagi orang yang mempelajari
ilmu-ilmu syar‟i, agar mampu melacak suatu hadist
sampai pada sumbernya.
Takhrij alhadits merupakan sesuatu
yang sangat dibutuhkan sekali, karena orang yang mempelajari ilmu tidak akan
dapat membuktikan (menguatkan) dengan suatu hadist atau tidak dapat
meriwayatkannya kecuali setelah para ulama meriwayatkan hadist tersebut dalam
kitabnya lengkap dengan sanadnya, karena itu, masalah takhrij ini sangat
dibutuhkan setiap orang yang membahas atau menekuni ilmu-ilmu syar’i dan yang
sehubungan dengannya.
Takhrij hadist bertujuan untuk
mengetahui sumber asal hadist yang di takhrij. Tujuan lainnya adalah mengetahui
di tolak atau diterimanya hadist-hadist tersebut. Dengan cara ini, kita akan
mengetahui hadist-hadist yang pengutipannya memperhatikan kaidah-kaidah ulumul
hadist yang berlaku sehingga hadist tersebut menjadi jelas, baik asal-usul
maupun kualitasnya.
B. Perumusan Masalah
Didalam
makalah ini penulis akan membahas beberapa hal berikut ini,meliputi :
1.
Pengertian takhrij hadits
2.
Kitab-kitab yang diperlukan dalam takhrij alhadits
PEMBAHASAN
1.Pengertian Takhrij Alhadits
a. secara etimologi
Kata
takhrij berasal dari kata kharaja, yang berarti al-zuhur (tampak) dan al-buruz
(jelas). Takhrij juga bisa berarti al-istinbat (mengeluarkan),al-tadrib
(meneliti) dan al- taujih (menerangkan),Takhrij juga bisa berarti Ijtima’
al-amra’aini al-muttadla diin fi syai’in wahid (berkumpulnya dua persoalan
yang bertentangan dalam suatu hal), al-istinbath (mengeluarkan dari
sumbernya), at-tadrib (latihan), al-taujih (menjelaskan duduk persoalan,
pengarahan).Sedang menurut Syeikh Manna’ Al- Qaththan, takhrij berasal dari
kata kharaja yang artinya nampak dari tempatnya, atau keadaan,terpisah dan
kelihatan. Al-kharaja artinya menampakan dan memperlihatkannya,dan al-makhraja
artinya tempat keluar, dan akhraja al-khadits wa kharrajahu artinya menampakkan
dan memperlihatkan hadits kepada orang dengan menjelaskan tempat keluarnya.
b. secara terminology
Sedangkan
menurut pengertian terminologis, takhrij berarti;
االتخريج هو الدلالة على موضع الحديث
في مصادره الأصلية التي أخرجته بسنده. ثم بيان مرتبته عند الحاجة
Artinya
:
“Menunjukkan
letak Hadits dalam sumber – sumber yang asli (sumber primer) di mana
diterangkan rangkaian sanadnya kemudian menjelaskan Hadits itu bila perlu.
Menunjukkan letak Hadits suatu Hadits berarti menunjukkan sumber – sumber dalam
Hadits itu diriwayatkan, misalnya pernyataan أخرجه
البخاري في صحيحه (Al-Bukhori mengeluarkan Hadits
dari kitab sahihnya).[1]
c. Menurut Para Ahli Hadis
1. Menunjukan
asal usul hadits dan mengemukakan sumber pengambilannya dari berbagai kitab
hadits yang disusun Mukhorrijnya langsung, kegiatan takhrij seperti ini
sebagaimana yang dilakukan oleh para penghimpun hadits dari kitab-kitab hadits,
misalnya Ibnu Hajar al-‘Asqalani yang menyusun kitab Bulug al-Maram
2. Mengemukakan
hadits kepada orang banyak dengan menyebutkan peristiwanya dengan sanad lengkap
serta dengan menyebutkan metode yang mereka tempuh, inilah yang dilakukan para
penghimpun dan penyusun kitab hadits, seperti al-Bukhari yang menghimpun kitab
hadits Sakhih al-Bukhari
3.
Mengemukakan
hadits berdasarkan kitab tertentu dengan disertakan metode periwayatannya dan
sanadnya serta penjelasan keadaan para periwayatnya serta kualitas haditsnya,
pengertian al-takhrij seperti ini dilakukan oleh Zain al-Din ‘Abd al-Rahman ibn
al-Husai al-‘Iraqi yang melakukan takhrij terhadap hadits-hadits yang dimuat
dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin karya al-Gazali dengan judul bukunya Ikhbar
al-Ihya’ bi Akhbar al-Ikhya’.[2]
2. Kitab-kitab
yang dibutuhkan dalam mentakhrij alhadits
Ketika
melakukan takhrij hadist kita memerlukn kitab-kitab yang berkaitan dengan
takhrij hadist ini. Adapun kitab-kitab tersebut antara lain sebagai berikut:
1.Hidayatul bari ila tartibi Ahadisil
Bukhori,
Penyusun
kitab ini adalah Abdur Rohman Ambar Al-Misri At-Tahtawi. Kitab ini disusun
khusus untuk mencari hadist-hadist yang termuat dalam Sokhikh Bukhori. Lafadz
hadist disusun menurut aturan huruf abjad arab, namun hadist-hadist yang
dikemukakan secara berulang dalam Sokhikh Bukhori tidak dimuat secara berulang
dalam kamus di atas. Dengan demikian perbedaan lafadz dalam matan hadist
riwayat Al-Bukhori tidak dapat diketahui melalui kamus tersebut.[3]
2) Mu‟jam
Al-Fadzi wala Siyyama Al-Garibu Minha atau Fahras litartibi Ahadisti Shohih Muslim,
Kitab
tersebut merupakan salah satu juz ke-5 dari kitab Shohih Muslim yang disunting
oleh Muhammad Abdul Baqi. Juz ke 5 ini merupakan kamus terhadap juz ke 1-4 yang
berisi:
a) Daftar urutan judul kitab, nomor hadist, dan juz yang
memuatnya.
b) Daftar nama para sahabat Nabi yang meriwayatkan hadist
yang termuat dalam Shohih Muslim.
c) Daftar awal matan hadist dalam bentuk sabda yang tersusun
menurut abjad serta menerangkan nomor-nomor hadist yang diriwayatkan oleh
Bukhori bila kebetulan hadist tersebut juga diriwayatkan oleh Bukhori.
3) Miftahus Shohihain ,
Kitab ini disusun oleh Muhammad
Syarif bin Mustofa Al-Tauqiyah. Kitab ini dapat digunakan untuk mencari
hadist-hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, akan tetapi hadist-hadist yang dimuat
dalam kitab ini hanyalah hadist-hadist yang berupa sabda saja. Hadist tersebut
disusun menurut abjad dari awal lafadz matan hadist.
4) Al-Bughyatu
fi Tartibi Ahadisti Al-Hiyah ,
Kitab
ini disusun oleh Sayyid Abdul Aziz bin Al-Sayyid Muhammad bin Sayyid Siddiq
Al-Qomari. Kitab hadist tersebut memuat dan menerangkan hadist-hadist yang
tercantum dalam kitab yang disusun oleh Abu Nuaim Al-Asbuni(W.340 H) yang
berjudul Hilyatul Auliyai wathabaqotul Asfiyani.
Sejenis
dengan kitab tersebut adalah kitab Miftahut Tartibi li Ahadisti Tarikhil Khotib
yang disusun oleh Sayyid Ahmad bin Sayyid Muhammad bin Sayyid As-Shiddiq
Al-Qomari yang memuat dan menerangkan hadist-hadist yang tercantum dalam kitab
sejarah yang disusun oleh Abu Bakar bin Ali bin Subit bin Ahmad Al-Baghdadi
yang dikenal dengan Al-Khotib Al-Bagdadi(w 436 H). Kitabnya diberi judul
Tarikhu Baghdadi yang terdiri dari 4 jilid. [4]
5.al-jamius
shoghir,
kitab
ini disusun oleh imam jalaluddin Abdurrahman assayuthi (w 91 H) ktab kamus
hadits ini memuat hadits hadits yang terhimpun dalam kitab himpunan hadits
karya imam assayuthi juga,yakni al-jam`u aljawami`,hadits yang dimuat dalam
kitab jami`us shogir disusun berdasarkan huruf abjad dari awal lafadz matan
hadits.sebagian dari hadits-hadits itu ada yang ditulis secara lengkap dan ada
juga yang ditulis sebagian saja,namun telah mengandung pengertian yang
cukup,kitab hadits tersebut juga menyebutkan nama-nama sahabat Nabi yang
meriwayatkan hadits yang bersangkutan lengkap dengan nama mukharrijnya
(periwayat hadits yang menghimpun hadits dalam kitabnya),selain itu hamper
setiap hadits yang dikutip dijelaskan kualitasnya menurut penelitian yang
dilakukan dan disetujui oleh imam assayuthi.
6.Al-mu`jam
almufahras li alfadz al-hadits annabawi,
penyusun
kitab ini adalah sebuah tim dari kalangan orientalis,Diantara anggota tim yang
paling aktif dalam proses penyusunan ini adalah DR.Arnold john wensink(w 939
M),seorang professor bahasa semit termasuk bahasa arab di univ
leidin,belanda.kitab ini dimaksudkan untuk mencari hadits yang berdasarkan
petunjuk lafadz matan hadits,berbagai lafadz yang disajikan tidak dibatasi
hanya lafadz-lafadz yang berada ditengah dan bagian-bagian lain dari matan
hadits.Dengan demikian kitab mu`jam mampu memberikan informasi kepada pencari matan
dan sanad hadits selama sebagian lafadz dari matan hadits yang dicarinya itu
telah diketahuinya.kitab mu`jam itu terdiri dari tujuh juz dan dapat digunakan
untuk mencari hadits-hadits yang terdapat didalam Sembilan kitab hadits:shahih
albukhari,shahih muslim,sunan abu daud,sunan at-turmudzi,sunan annasa`I,sunan
ibnu majah,sunan addarimi,muwatha` malik dan musnad imam ahmad.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diantaranya ada enam kitab yang
dibutuhkan dalam mentakhrij alhadits,yaitu: hidayatul baari ilaa tartib
alhadits bukhari,mu`jam alfadz wala siyyama algharib minha atau fahras li
tartib hadits shahih muslim,miftahua shohihain,al-bughyatu fi tartib alhadits
alhilyah al-jami`us shoghir,almu`jam almufahras li alfadz alhadits nabawi.
PENUTUP
Kesimpulan
Takhrij hadits merupakan kegiatan
penelitian suatu hadits baik dari segi sanad, rowi, maupun matan hadits.
Ketika semangat belajar mereka
melemah mereka kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat hadist yang dijadikan
sebagai rujukan para ulama syar’i. Maka sebagian ulama bangkit dan
memperlihatkan hadist-hadist yang ada pada sebagian kitab dan menjelaskan sumbernya
dari kitab As-Sunnah yang asli, menjelaskan metodenya, dan menerangkan hukumnya
dari yang shohih atas yang dho’if. Lalu muncullah apa yang dinamakan dengan “
Kutub At-Takhrij” (buku-buku takhrij).
Takhrij hadist mempunyai tujuan
yaitu meneliti dan menjelaskan tentang hadist pada orang lain dengan
menyebutkan para periwayat dalam sanad hadist tersebut , mengeluarkan Manfaat
takhrij hadist sangat besar terutama bagi orang yang mempelajari hadist dan
mendalami ulumul hadist. Kitab yang diperlukan ketika melakukan
takhrij hadits yaitu Hidayatul bari ila tartibi Ahadisil Bukhori, Mu‟jam Al-Fadzi wala Siyyama Al-Garibu
Minha atau Fahras litartibi Ahadisti Sokhikh Muslim, Miftahus Shokhihain,
Al-Bughyatu fi Tartibi Ahadisti Al-Hiyah Al-Jamius Shogir, Al Mu‟jam Al Mufahras li Al Alfadzi Hadist
Nabawi.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2012. Ulumul Hadis.
Jakarta: Amzah
Salahudin, Agus. 2008. Ulumul hadis.
Bandung: pustaka setia
0 Comments
Terima Kasih telah berkunjug ke Artikel Saya, Silahkan Komnetar di Halaman bawah ini. Jadilah Pengutip yang Baik.