BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sepanjang sejarah umat manusia masalah akhlak selalu
menjadi pokok persoalan. Karena pada dasarnya,
pembicaraan tentang akhlak selalu berhubungan dengan persoalan perilaku manusia
dan menjadi permasalahan utama manusia terutama dalam rangka pembentukan peradaban. Perilaku manusia secara langsung
ataupun tidak langsung masib menjadi tolak ukur untuk mengetahui perbuatan atau sikap mereka. Wajar kiranya persoalan
akhlak selalu dikaitkan dengan
persoalan sosial masyarakat, karena akhlak menjadi simbol bagi peradaban
suatu bangsa.
Keberhasilan
Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam benar-benar mengagumkan. Hanya dalam waktu kurang dari 25 tahun beliau
berhasil mengubah masyarakat jahiliah yang sangat dekaden menjadi masyarakat
yang berperadaban tinggi dan sangat disegani bangsa-bangsa di
sekitarnya. Oleh karena itu, program utama dan perjuangan pokok dari segala
usaha yang Beliau lakukan ialah pembinaan akhlak mulia yang harus
ditanamkan kepada seluruh lapisan dan tingkatan masyarakat, mulai dari tingkat
atas sampai tingkat bawah.
Dari hal tersebut, dapat kita
ketahui bahwa akhlak dari suatu bangsa itulah yang menentukan
sikap hidup dan laku perbuatannya. Apabila suatu bangsa (umat) itu telah rusak,
maka hal ini juga akan mempengaruhi akhlak generasi-generasi
mendatang. Terlebih lagi jika rusaknya akhlak tersebut tidak segera mendapat
perhatian atau usaha untuk mengendalikan dan memperbaikinya.
- Rumusan Masalah
1.
Apa itu
Akhlak?
2.
Siapakah
Nabi Muhammad SAW?
3.
Apakah
gelar yang beliau dapatkan dan apakah artinya?
4.
Kesaksian
orang-orang musyrik terhadap beliau
5.
Seperti
apakah akhlak yang dimiliki oleh nabi Muhammad SAW?
- Tujuan
1.
Mengetahui
dan mengerti defenisi Akhlak
2.
Memahami Sejarah
hidup nabi Muhammad SAW
3.
Dapat
memahami dan meneladani akhlak dan budi pekerti nabi Muhammad SAW
- Manfaat
1.
Dapat menjadi
tambahan pengetahuan, guna sebagai bagian kecil dari upaya
untuk mengintrospeksi Akhlaq pada diri kita masing-masing
2.
Mengembangkan
pemikiran yang kritis, terkait permasalahan- permasalahan
akhlaq yang sedang dihadapi
3.
Dapat
meneladani dan menitukan akhlak yang dimiliki Rasulullah SAW
BAB 2
PEMBAHASAN
.1.1 Pengertian Akhlak
Menurut bahasa perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun)
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at.[1]
Akhlak ialah suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu. Selain itu, akhlak merupakan
satuan ukuran yang digunakan untuk mengukur ketinggian akal dan nurani
seseorang.
Nabi kita Muhammad SAW, adalah orang
yang paling sempurna kemuliaan dan keharmonisan dirinya, sehingga Allah
memujinya dengan firman: “Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti (berakhlak)
yang agung”.(68:4)[2]
A’isyah berkata, “Akhlak nabi Muhammad SAW adalah al-Qur’an.
Beliau menyukai sesuatu yang al-Qur’an menyukainya dan marah terhadap sesuatu
yang al-Qur’an membencinya”.
Nabi bersabda: “Aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak mulia”.
Anas berkata, “Rasulullah Muhammad SAW adalah sebaik-baik
manusia”. Ali ibn Abi Thalib menyampaikan hal yang sama.
1.2 Pembagian Akhlak
Ada dua jenis akhlak dalam islam, yaitu akhlaqul karimah (akhlak
terpuji) ialah akhlak yang baik dan benar menurut syari’at Islam, dan akhlaqul
madzmumah (akhlak tercela) ialah akhlak yang tidak baik atau tidak benar
menurut islam.[3]
1.3 Siapakah nabi Muhammad SAW?
Nabi Muhammad SAW adalah rosul terakhir yang diutus oleh Allah
SWT. Beliau dilahirkan pada bulan Rabiul Awal, walaupun terdapat
perbedaan mengenai tanggalnya. Kalangan syiah menyatakan bahwa beliau lahir
pada hari jum’at tanggal 17 Rabiul Awal, sedangkan kalangan Sunni yakin
bahwa nabi Muhammad SAW lahir pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal.[4]
1.4
Gelar nabi Muhammad SAW
Sejak berusia 35 tahun, Muhammad bersatu dengan orang-orang
Quraisy untuk memperbaiki Ka’bah. Beliau juga yang memutuskan tentang peletakan
Hajar Al-Aswad di tempatnya. Waktu itu, nabi Muhammad SAW sangat dikenal
terpuji sehingga kaumnya sangat mencintai Muhammad. Akhirnya beliau mendapatkan
gelar Al-Amin yang artinya “orang yang dapat dipercaya”.
Nabi Muhammad saw hidup sangat
sederhana, membenci sifat angkuh serta sombong, menyayangi orang miskin, janda
dan anak yatim dengan cara menolong mereka. Ia pun menghindari semua kejahatan
yang dilakukan bangsa Arab pada masa itu, seperti meminum minuman keras,
berjudi dan lain-lain. Oleh karena itu beliau dikenal dengan As-Sidiq yang
artinya “yang benar”.
Menurut para teolog, esensi kenabian adalah Sidiq (benar), amanah,
dakwah, cerdas, maksum, dan bebas dari semua kekurangan jasmani dan mental.
1.5
Kejujuran atau kebenaran
Kejujuran atau kebenaran adalah dasar utama dari kenabian. Tidak
ada kebohongan atau tipuan yang pernah terdengar dari mereka, entah itu secara
terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.[5]
Al-Qur’an Menyatakan; Ceritakanlah
kisah Ibrahim di dalam al-kitab ini. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat
membenarkan lagi seorang Nabi (Q.S. 19:41); dan ceritakanlah kisah Ismail di
dalam Qur’an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya dan dia
adalah seorang Rasul dan Nabi (Q.S. 19:54); dan ceritakanlah Idris di dalam Qur’an,
sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami
telah mengangkatnya ke martabat yang
tinggi.
Kebenaran adalah poros kenabian.
Tidak mungkin tidak, sebab jika seorang nabi berbohong , maka segala sesuatu
yang berhubungan dengan agama ilahi akan mengecewakan. Kebohongan akan
meyebabkan orang mempertanyakan misinya.[6] Allah berfirman:
Jika dia (Muhammad) mengada-adakan
sebagian perkataan (berbohong) atas nama Kami, niscaya Kami pegang dia pada
tangan kanannya. Kemudian kami potong urat tali jantungya. Maka sekali-kali
tidak ada seorangpun dar kamu dapat menghalangi dari pemotongan urat nadi itu
(Q.S. 69: 45-47).
1.6 Amanah (dapat Dipercaya)
Sifat amanah Rosulullah, Nabi
Muhammad terpercaya bagi semua ciptaan Allah. Dia setia dan tidak pernah menipu
siapapun.
Allah memilih Rasul karena sifat
amanahnya yang mendalam hingga dia sepenuhnya mengabdikan diri untuk
menyampaikan risalah Allah dengan jujur. Dia sangat peduli dengan tugasnya
sehingga dia mengulang ayat-ayat ketika jibril membacakannya untuk dirinya
Allah berfirmah:
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-Qur’an karena hendak
cepat-cepat. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkan dan (membuatmu)
membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu.
Kemudian sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya (Q.S. 75: 16-19).
Karena Al-Qur’an diturunkan
kepadanya sebagai suatu kepercayaan, maka dia menyampaikan kepada orang-orang
dengan cara yang sebaik-baiknya. Dia mengabdikan hidupnya untuk tugas suci ini,
senantiasa sadar akan tanggung jawabnya.
Peristiwa-peristiwa khusus yang menunjukkan sifat amanah dari
Rasulullah, Rasulullah tidak pernah
berniat menyembunyikan bahkan satu kata dari Al-Qur’an.[7]
Suatu ketika, karena terganggu melihat seorang sahabat berusaha
mengecoh kudanya, Rasul berkata, “Jangan menipu hewan. Jadilah orang yang dipercaya
untuk mereka”. Diwaktu yang lain, saat kembali dari perang. Beberapa sahabat
mengambil beberapa anak burung dari sarangnya. Induk burung tak lama kemudian
kembali, dan karena tidak menjumpai anak-anaknya, terbang berputar-putar dengan
gelisah. Ketika Rasulullah diberi tahu hal ini, dia sangat sedih kemudian
memerintahkan agar bayi-bayi itu dikembalikan segera. Perintah itu menunjukkan
bahwa salah satu tanda amanah adalah tidak mengganggu makhluk hidup.[8]
Hubungan dengan orang lain. Rasulullah adalah dapat dipercaya dan menganjurkan orang lain
untuk mengikuti suri tauladannya. Suatu ketika pada sepuluh hari terakhir
bulan ramadhan, istrinya Safiyyah, mengunjunginya saat dia sedang berjaga
dimasjid. Saat dia menemani istrinya kembali kerumah, dua sahabat kebetulan
sedang lewat. Kemudian Rasulullah menghentikan mereka, sambil membuka cadar
istrinya, dia berkata: “Ini istriku
Syafiyyah”. Mereka berkata: “Allah melarang berburuk sangka terhadap engkau
wahai Rasulullah”. Rasulullah memperingatkan mereka agar tidak berburuk sangka
tentang dirinya karena itu bisa menebabkan hilangnya iman dan masuk neraka. Dia
memberikan mereka dan kita sautu pelajaran, dengan mengatakan : “setan
terus-menerus berputar di dalam darah seseorang.[9]
Amanah adalah sifat esensial dari iman sehingga Rasulullah pernah
berkata: “Orang yang tidak dapat dipercaya bukan orang beriman”,
mendeskripsikan orang yang beriman sebagai orang yang dapat dipercaya
orang-orang untuk menjaga darah dan harta mereka.
Rasul berkata “ Berjanjilah padaku enam hal, maka aku akan
menjanjikanmu surga: jika engkau bicara, bicaralah kebenaran; jika engkau
berjanji, tunaikanlah; jika suatu dipercayakan kepadamu, jangan melanggarnya;
jaga kesucianmu dan jangan melakukan zina; jangan melihat yang diharamkan dan
jangan mengambi apa yang diharamkan”.
Bahkan
melihat orang yang bukan mukhrimnya dengan nafsu adalah dilarang. Allah
berfirman: “ pandanglah sepintas (seperti itu) adalah panah racun dari busur
setan. Siapa saja yang menahan diri karena takut kepada-Ku, maka Aku akan
menanamkan iman dengan kuat dalam hati mereka agar mereka akan merasakannya”.[10]
1.7 Kelembutan dan
Kesabaran Nabi
Kelembutan dan
kesabaran adalah dimensi lain dari sifatnya.
Dia adalah cermin mengkilap di mana Allah merefleksikan Rahmat-Nya.
Kelembutan adalah refleksi dari kasih-sayang. Allah menjadikan Rasul-Nya lembut
dan halus, dan karena itu membuat dirinya mampu mengajak banyak orang untuk
memeluk islam dan mengatasi begitu banyak rintangan.
1.7 Kesaksian
orang-orang musyrik pada awal Bi’tsah[11]
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dalam shahih-nya dari ibnu Abbas Ra. Dia berkata, tatkala turun ayat:
“Dan berilah peringatan
kepada kaum kerabatmu yang terdekat...(Asy Syu’ara 214)
Rasulullah SAW segera naik ke atas
bukit Shafa, kemudian beliau berseru: “Hai Bani Fihr, Bani Adiy, dan suku
Quraisy yang lain..” Beliau memanggil orang-orang dari suku-suku Quraisy
sehingga mereka berkumpul. Orang yang berhalangan datang mengutus wakilnya
untuk melihat ada apa gerangan. Tibalah Abu lahab bersama beberapa orang Quraisy
lainnya, kemudian Rasulullah berkata kepada mereka, “Jika kalian kuberitahu
bahwa di lembah sana terdapat pasukan berkuda hendak menyerang kalian, apakah
kalian mempercayaiku?” Mereka menyahut, “Ya”, kami belum pernah menyaksikan
anda berdusta”. Kemudian beliau melanjutkan, “sesungguhnya aku datang untuk
memberi peringatan kepada kalian bahwa di depan kalian terdapat siksa yang
keras!” mendengar itu Abu Lahab berteriak, “Binasalah engkau selama-lamanya!
Untuk itulah engkau mengumpulkan kami?” maka saat itulah turun surat Al-Lahab.
1.8 Akhlak Rasulullah SAW dalam Kehidupan[12]
Akhlak Rasulullah SAW sebagai seorang
manusia secara pribadi, dapat kita contoh dalam kegiatan Beliau sehari-hari,
mulai dari cara beliau tidur, makan, minum, berjalan, tersenyum, berbicara,
marah, tertawa, beribadah pada-Nya, dan lain sebagainya.
- Rasulullah SAW Makan dan Minum
Rasulullah SAW selalu memulai makan atau
minum dengan membaca basmalah, menggunakan tangan kanan. Beliau juga sangat
memperhatikan kehalalan dan kesederhanaan makanannya. Rasul hanya makan makanan
yang dihalalkan oleh-Nya, sedangkan kesederhanaan yang dimaksud di sini adalah
dari segi jumlahnya, Beliau tidak makan berlebihan, beliau makan di saat lapar
dan berhenti sebelum kenyang.
- Rasulullah SAW Tersenyum, dan Berbicara
Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat
mulia akhlaknya, manis sikapnya, dan sangat terjaga ucapannya. Beliau selalu
tersenyum dan menyapa siapa saja yang dijumpainya. Beliau tidak berbicara
kecuali yang penuh manfaat, dan menganjurkan lebih baik diam daripada berbicara
sia-sia. Cara berbicaranya sangat tenang, sehingga ucapannya jelas, dan
tujuannya yang ingin disampaikannya pun bisa dimengerti oleh siapa saja yang
menjadi pendengarnya
- Rasulullah SAW Berjalan dan Bergaul
Rasulullah SAW selalu berjalan dengan
sikap yang wajar dan optimis, tidak bersikap sombong atau takabur di hadapan
orang yang ditemuinya. Beliau selalu mendahului untuk menyapa dan mengucapkan
salam; jika ada orang yang menyapa maka beliau akan berpaling dengan seluruh
tubuhnya menghadap orang yang menyapanya. Beliau juga sangat menjaga pandangan
terhadap laki-laki maupun perempuan. Rasul pun melarang berbaurnya laki-laki
dan perempuan di jalanan.
- Pemalu dan Merendahkan Pandangan Mata
Yang dimaksud pemalu adalah sikap
kesopanan yang menjadikan seseorang mamalingkan muka terhadap hal-hal yang tidak
disukainya atau dari sesuatu yang sepantasnya. Sedangkan yang dimaksud merendahkan
pandangan mata adalah menghindarkan pandangan mata dari sesuatu yang tidak
dapat dibenarkan oleh kebanyakan manusia
Nabi Muhammad adalah orang yang paling
pemalu dan bersikeras menghindarkan mata nya dari melihat anggota badan
yang bersifat pribadi.
Abu Sa’d al-khudri berkata : “ Rasululallah
adalah lebih pemalu daripada gadis pingitan. Ketika beliau tidak menyukai
sesuatu, kami segera mengenali dari raut muka nya [13]
- Belas Kasih dan Penyayang
Sehubungan dengan belas kasih, lemah
lembut dan pembawa rahmat bagi seluruh makhluk, Allah berfirman: “Sesungguhnya telah
datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan keselamatan bagimu, amat belas kasih lagi
penyayang kepada orang-orang mu’min (9:128), dan firmannya: “Dan tidaklah Kami
mengutusmu melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam” (21:107).
- Kerendahan hati nabi
Abu umama berkata : “ Rasululallah SAW
datang kepada kami yang sedang bersandar pada sebuah tiang lalu kami berdiri
untuk menghormat kedatangan beliau. Kemudian nabi bersabda : “ jangan lah
bangkit (berdiri) sebagaimana bangsa perssi berdiri untuk memperlihatkan
ketinggian masing-masing”..
Beliau bersabda ; “ saya seorang hamba,
saya makan dan wudhu sebagaimana seorang hamba makan dan duduk”.
- Selalu tawakal kepada Allah SWT (tercermin ketika nabi muhammad SAW selalu mendapat tantangan dan cobaan disetiap harinya)
- Pandai menghargai
Ada sepenggal kisah ketika ada sahabat
terlambat datang ke Majelis nabi. Tempat
sudah penuh sesak. Ia meminta izin untuk mendapatkan tempat, namun sahabat yang
lain tidak memberinya tempat. Ditengah kebingungannya , rasul memangil nya .
Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup
sampai disitu Rasul melipat sorbannya lalu di berikan kepada sahabatnya
tersebut untuk dijadikan alas untuk duduk. Sahabat tersebut dengan berlinang
air mata menerima sorban tersebut namun
tidak mennjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban nabi. Lihat
lah bagaimana nabi menghargainya sampai sampai sahabatnya menangis karena
tersanjung.
- Adil, Jujur dan Terpercaya.
Nabi Muhammad adalah orang yg paling terpercaya, adil, santun dan jujur.
Bahkan pihak lawan dan musuhnya mengakui pribadi nabi tersebut sebelum menjadi
rasul masyarakat mekah memberinya gelar Al-Amin (Orang Bijak dan Terpercaya). Ibn
Ishaq berkata: “Dia mendapatkan gelar Al-Amin lantaran sifat-sifat utama yg
dikumpulkan Allah pada dirinya”.
Dalam hal ini Allah berfirman: “Yang ditaati disana (Alam malaikat) lagi
terpercaya” (81:21). Sebagian besar Mufassir berpendapat ayat tersebut merujuk
pada Nabi Muhammad SAW.[14]
1.9 Kepribadian
Nabi Muhammad SAW
memiliki kepribadian yang sangat menarik sehingga semua sahabat mencinntai nya
lebih dari apapun yang ada di dunia ini.
Beliau diberi wajah
yang menarik dan setiap orang menghormatinya. Sewaktu mudanya, semua orang di
kurais menamakannya “Siddik dan Amin dan beliau sangat dihargai dan dihormati
oleh semua orang,termasuk para pemimpin Mekkah. Ketika beliau mulai melakukan
tugasnya mengajak orang ke jalan Allah, orang kurais mengirim Utba bin Rabia
padanya untuk mencari suatu kompromi. Ketika Utba berbicara padanya dan
Muhammad membacakan beberapa ayat padanya , Utba kembali dan mengatakan pada
kaumnya orang kurais, “Turutilah nasihatku dan jangan ganggu beliau”.
Mereka berkata, “ Nabi telah menyihirmu
dengan lidahnya”
Nabi memiliki
kepribadian dan kekuatan bicara yang demikian memikat dan menonjol, sehingga
siapapun yang pergi kepadanya pasti akan kembali dengan keyakinan akan
ketulusan dan kejujuran pesannya.[15]
1.10 Kebijaksanaan
terhadap Bangsa Yahudi
Sifat-sifat Muhammad
sendiri yang pengasih, rendah hati, baik
dan ramah menyebabkan beliau disukai oleh banyak orang yahudi dan memperoleh
tempat terhormat dan terpandang mereka. Karena sifat-sifat yang mulia inilah
Muhammad dapat mengadakan suatu perjanjian pertahanan bersama dengan orang
yahudi Mekkah. “Hai Nabi! Ajaklah orang-orang untuk mengikuti jalan Tuhanmu
dengan bijaksana dan bahaslah segala sesuatu dengan mereka dengan cara yang sebaik munkin” (16:125)[16]
Nabi telah
menjalankan kebijaksanaan yang bersahabat terhadap orang Yahudi, yang
didasarkan pada kebijaksanaan, keharusan dan kebutuhan pada waktu itu.
Sesungguhnya, beliau sangat lembut, ramah dan baik pada mereka dan berusaha
sakuat tenaga untuk mendapatkan persahabatan dan dukungan mereka.
Beliau memperlakukan
mereka dengan baik, dan menghargai mereka sebagai pengikut kitab suci yang
terhormat, namun mereka namun mereka tidak memperdulikan kemauan baiknya, dan
bahkan melanggar perjanjian yang dibuat dengan nabi dan melakukan segala jenis
kegiatan bermusuhan, pengkhianatan, agresi dan persekongkolan dengan musuh
pihak muslim[17]
1.11 Penilaian atas diri
Muhammad sebagai seorang Pemimpin Militer
Muhammad adalah
seorang utusan Tuhan dan seorang pendidik bagi ummat manusia yang ingin
mengajarkan pada ummat pada ummat manusia jalan hidup yang betul dan
membimbingnya ke jalan kebenaran, kebaikan, keadilan dan perdamaian.[18]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Akhlak ialah suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu. Selain itu, akhlak merupakan
satuan ukuran yang digunakan untuk mengukur ketinggian akal dan nurani
seseorang.
Nabi kita Muhammad SAW,
adalah orang yang paling sempurna kemuliaan dan keharmonisan dirinya, sehingga
Allah memujinya dengan firman: “Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti (berakhlak) yang agung”.
- Saran
Alangkah baiknya setelah kita mempelajari
dan mempahami ahlak nabi muhammad, dan kita meladani ahlak nabi dalam kehidupan
sehari-hari dalam bentuk amalan perbuatan.
DAFTAR PUSTAKA
Malik,Abdul ali al-kulaib.1992.’Alamatun Nubuwwah.Jakarta:Gema
Insani Press
Ibn Musa Al yahsubi,Qodi ‘Iyad.2002. Keagungan kekasih Allah Muhammad
SAW.Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.
Azra,Asyumardi.2002.Kehidupan rosulullah Muhammad SAW.Jakarta:PT.RajaGrafindo
Persada.
www.AnneMone.blogspot.com
www.IslamInstitutNews.com
Mustofa,Ahmad.1997.Akhlak Tasawuf.Bandung:Pusaka Setia
Abdullah,Yatimin.2007.Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an.Jakarta:Amzah
M. Fethullah
Gulen. 2002.Versi Terdalam Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW .Jakarta:
Pt. RajaGrafindo Persada.Terj: Tri Wibowo Budi Santoso.
Rahman afzalur. 1991.Nabi
Muhammad sebagai seorang Pemimpin Militer (Jakarta BUMI ASKARA agustus)
[1] A. Mustofa, Akhlak
Tasawuf,(Bandung:Pusaka Setia, 1997), hlm. 11.
[2] Qody Iyad
Ibn Musa Al Yahsubi, Keagungan Kekasih Allah Muhammad SAW, (Jakarta:PT.RajaGrafindo
Persada, 2002), Hlm 82.
[3] Yatimin Abdullah, M.A, Study
Akhlak dalam Perspektif Al-qur’an,(Jakarta:Amzah, 2007), hlm 12.
[4] AnneAhira.com diakses tanggal 09
september 2014,17:27 wib
[5] M.
Fethullah Gulen, Versi Terdalam Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW
(Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2002),Terj: Tri Wibowo Budi Santoso, Hal 35
[11] Malik Ali Al Kulaib
Abdul, ‘Alamatun Nubuwaah,(Jakarta:Gema Insani press,1992),hal 38
[12] AnneMone.blogspot.com,
diakses 09 september 2014,17:20 wib
[15]Rahman afzalur, ‘ Nabi Muhammad sebagai seorang Pemimpin
Militer (Jakarta BUMI ASKARA agustus 1991 .Penerjemah ‘anas siddik ‘ Hal
0 Comments
Terima Kasih telah berkunjug ke Artikel Saya, Silahkan Komnetar di Halaman bawah ini. Jadilah Pengutip yang Baik.