Perkembangan Psikologi Remaja. Bicara
tentang psikologi
remaja tentu tak lepas dari perkembangan psikologis remaja,
yang mana dapat dikatakan suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika
memasuki usia 12-22 tahun. Pada fase perkembangan psikologi
remaja, anak harus mampu meninggalkan sifat kekanak-kanakannya.
Lebih lanjut tentang psikologi remaja simak disini.
Perkembangan Psikologi Remaja
1. Siapa
Remaja itu?
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Baca
selengkapnya di Batasan
Usia Remaja
2. Ciri-ciri atau Karakteristik
Psikologi Remaja
a.
Perkembangan Fisik Psikologi Remaja
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang
sangat strategis, penting dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada
remaja awal,
pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada
hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja akhir,proporsi tubuhmencapai ukuran tubuh
orang dewasa dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf :2005). Berkaitan dengan
perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini
dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni :
1) Ciri-ciri
Seks Primer
Perkembangan psikologi remaja pria mengalami
pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan
kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja
pria, sekitar usia 14 – 15 tahun, mengalami “mimpi basah”, keluar sperma. Pada
remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang
memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah
siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering
diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, kelelahan, depresi, dan mudah
tersinggung. Psikologi remaja
2) Ciri-ciri
Seks Sekunder
Perkembangan psikologi remaja pada seksualitas
sekunder adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak
sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada
kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah
tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit
berubah menjadi kasar. Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu
secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi
pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan
pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proporsional.
b.
Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20
thn secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut
a. Secara
intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak
b.
Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi,
membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
c. Sudah
mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang
abstrak
d. Munculnya
kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis
e.
Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya
psikologi remaja
f. Mulai
menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi
g. Wawasan
berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan
identitas (jati diri)
c. Perkembangan Emosi
Psikologi Remaja
Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan
emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi
remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat
negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung).
Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yangberkembang di
lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnyaterhambat. Sehingga
sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku “salah suai”, misalnya : psikologi remaja
1) Agresif :
melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya
2) Lari dari
kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi
obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang
kondusif dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi :
1) Adekuasi
(ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong),
respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lain-lainnya
2)
Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar,
optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak
d.
Pekembangan Moral Psikologi Remaja
Remaja sudah
mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi
meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian
positif dari orang lain). psikologi remaja
e. Perkembangan
Sosial Psikologi Remaja
Remaja telah
mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition)
dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan
kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi,
minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah
sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti
bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran,
nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya.
f.
Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja
Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa
berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa
dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I
?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam
hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting
dalam perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja)
adalah :
1)
Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa
pula
2)
Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
3) Munculnya
kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
4) Kebutuhan
interaksi
dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
5) Munculnya
konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa.
Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan
memelihara identitas diri
Tindakan
antisipasi remaja akhir adalah:
1) Berusaha
bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
2) Mengkaji
tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan
3)
Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya
4)
Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
g.
Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan
seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja?
Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja
hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa
nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati
secara kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang
memedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral
lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami
benturan-benturan dan ujian.
0 Comments
Terima Kasih telah berkunjug ke Artikel Saya, Silahkan Komnetar di Halaman bawah ini. Jadilah Pengutip yang Baik.